Minggu, 28 April 2013
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
ASAL USUL BANGSA INDONESIA
·
Kajian Bahasa : H.
Kern
·
Persebaran Benda benda masa perunggu : Von
Heine Geldern
KEHIDUPAN MASA PRASEJARAH
Berdasarkan kriteria bahan pembuatan
alat, maka masa prasejarah di Indonesia dibagi ke dalam :
1, Jaman Batu
·
Jaman
batu tua (Paleolithicum)
·
Jaman
Batu Madya (Mesolithicum)
·
Jaman
Batu Besar (Neolithicum)
Selain itu juga
terdapat jaman batu besar (megalithikum), tetapi megalithikum ini bukan
merupakan jaman melainkan kebudayaan yang berkembang terutama berkaitan dengan
aspek religi.
2. Jaman Logam
·
Jaman
Perunggu
·
Jaman
Besi
Selain didasarkan pada kriteria bahan
pembuatan alat, pembagian jaman prasejarah di Indonesia juga dibagi berdasarkan
pada cara memenuhi kebutuhan hidup atau berdasarkan system mata pencaharian.
Berdasarkan system mata pencaharian maka jaman prasejarah di Indonesia dibagi
ke dalam :
·
Jaman
berburu dan mengumpulkan makanan
·
Jaman
bercocok tanam
·
Jaman
perundagian
KONTAK AWAL BANGSA INDONESIA DENGAN
BANGSA LAIN
Perubahan jalur perdagangan antara Cina
– India
Bukti-Bukti :
-
Kitab
Jataka
-
Kitab
Ramayana
-
Periplous
tes Erythras Thalasses (abad I) yang tidak diketahui penulisnya. Dalam
kitab-kitab tersebut disebut negeri chryse yang berarti emas = Swarnabhumi =
Sumatera ?
-
Geographike
Hyphegesis yang ditulis oleh Claudius
Ptolomeus disebutkan beberapa negeri
yaitu :
-
Argyre
Chora = negeri perak
-
Chrysye
chora = negeri emas
-
Chrysye
chersonesos = semenanjung emas
-
Iabadiou =
pulau enjelai
HIPOTESIS TENTANG PROSES AKULTURASI
BUDAYA INDONESIA- INDIA
·
Teori
Kolonisasi
-
Hipotesis
Ksatria
-
Hipotesis
Waysa
-
Hipotesis
Brahmana
·
Teori
Arus Balik
Candi Borobudur
berbentuk punden berundak, yang terdiri dari enam tingkat berbentuk bujur
sangkar, tiga tingkat berbentuk bundar melingkar dan sebuah stupa utama sebagai puncaknya. Selain itu
tersebar di semua tingkat-tingkatannya beberapa stupa.
Borobudur yang
bertingkat sepuluh menggambarkan secara jelas filsafat mazhab Mahayana. bagaikan sebuah kitab, Borobudur
menggambarkan sepuluh tingkatan Bodhisattva yang harus dilalui untuk mencapai
kesempurnaan menjadi Buddha.
Bagian kaki
Borobudur melambangkan Kamadhatu, yaitu dunia yang masih dikuasai oleh kama
atau "nafsu rendah". Bagian ini sebagian besar tertutup oleh tumpukan
batu yang diduga dibuat untuk memperkuat konstruksi candi. Pada bagian yang
tertutup struktur tambahan ini terdapat 120 panel cerita Kammawibhangga.
Sebagian kecil struktur tambahan itu disisihkan sehingga orang masih dapat
melihat relief pada bagian ini.
Empat lantai
dengan dinding berelief di atasnya oleh para ahli dinamakan Rupadhatu.
Lantainya berbentuk persegi. Rupadhatu adalah dunia yang sudah dapat
membebaskan diri dari nafsu, tetapi masih terikat oleh rupa dan bentuk.
Tingkatan ini melambangkan alam antara yakni, antara alam bawah dan alam atas.
Pada bagian Rupadhatu ini patung-patung Buddha terdapat pada ceruk-ceruk
dinding di atas ballustrade atau selasar.
Mulai lantai
kelima hingga ketujuh dindingnya tidak berelief. Tingkatan ini dinamakan
Arupadhatu (yang berarti tidak berupa atau tidak berwujud). Denah lantai
berbentuk lingkaran. Tingkatan ini melambangkan alam atas, di mana manusia
sudah bebas dari segala keinginan dan ikatan bentuk dan rupa, namun belum
mencapai nirwana. Patung-patung Buddha ditempatkan di dalam stupa yang ditutup
berlubang-lubang seperti dalam kurungan. Dari luar patung-patung itu masih
tampak samar-samar.
0 komentar:
Posting Komentar